Mengenal Astronot
"Astronot" adalah sebutan untuk seseorang yang melakukan perjalanan ke luar angkasa. Kata ini berasal dari bahasa Inggris "astronaut", yang terdiri dari dua kata yaitu "astro" yang berarti "bintang" dan "naut" yang berarti "pelaut". Oleh karena itu, astronot sering disebut sebagai "pelaut luar angkasa" atau "pelaut ruang angkasa". Astronot biasanya dilatih secara intensif dan mengenakan pakaian khusus saat melakukan perjalanan ke luar angkasa. Mereka melakukan tugas-tugas penting seperti melakukan eksperimen ilmiah, memelihara stasiun luar angkasa, dan melakukan perjalanan antariksa untuk mengunjungi planet atau benda langit lainnya.
Berikut adalah beberapa jenis astronot yang dapat dikelompokkan berdasarkan tugas dan jenis penerbangan ke luar angkasa:
-
Astronot Kepala: Seorang astronot kepala adalah seorang pemimpin misi luar angkasa. Mereka biasanya memiliki pengalaman yang luas dalam penerbangan antariksa dan memimpin kru dalam menjalankan misi ke luar angkasa.
-
Astronot Misi: Seorang astronot misi adalah anggota kru yang melakukan tugas-tugas khusus selama penerbangan antariksa, seperti mengoperasikan peralatan ilmiah atau memasang peralatan dan instrumen di stasiun luar angkasa.
-
Astronot Pilot: Seorang astronot pilot bertanggung jawab atas mengemudikan pesawat antariksa selama peluncuran dan pendaratan, serta membantu mengoperasikan peralatan dan instrumen di dalam pesawat.
-
Astronot Spesialis: Seorang astronot spesialis adalah seorang ahli dalam bidang tertentu, seperti ilmu fisika, biologi, atau teknologi. Mereka melakukan tugas-tugas khusus selama penerbangan antariksa yang terkait dengan bidang keahlian mereka.
-
Astronot Pelatihan: Seorang astronot pelatihan bertanggung jawab atas melatih dan mempersiapkan astronot baru untuk melakukan penerbangan antariksa.
-
Astronot Cadangan: Seorang astronot cadangan adalah anggota kru yang disiapkan untuk menggantikan anggota kru utama jika terjadi halangan atau keadaan darurat yang memaksa pergantian kru.
Istilah "astronot" pertama kali digunakan pada tahun 1920-an oleh ilmuwan dan penulis fiksi ilmiah Rusia, Konstantin Tsiolkovsky. Namun, penggunaan istilah ini untuk merujuk pada pelaut luar angkasa atau orang yang melakukan perjalanan ke luar angkasa secara resmi dimulai pada tahun 1961, ketika Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang melakukan penerbangan luar angkasa manusia dalam misi Vostok 1. Pada saat itu, istilah "kosmonot" digunakan oleh Uni Soviet untuk merujuk pada pelaut luar angkasa, sedangkan Amerika Serikat menggunakan istilah "astronot". Setelah itu, istilah "astronot" menjadi umum digunakan secara internasional untuk merujuk pada orang-orang yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Jumlah total astronot yang ada sejak program penerbangan antariksa dimulai pada tahun 1961 cukup banyak dan terus bertambah. Namun, jumlahnya bervariasi tergantung pada bagaimana mereka didefinisikan, apakah mereka adalah orang yang benar-benar melakukan penerbangan antariksa atau hanya orang yang terlatih untuk melakukan penerbangan antariksa.
Sampai dengan bulan Maret 2023, sekitar 600 orang telah melakukan penerbangan ke luar angkasa, baik dalam misi antariksa manusia maupun misi pesawat ulang-alik. Namun, hanya sekitar 240 orang yang secara resmi disebut sebagai "astronot" oleh badan-badan antariksa seperti NASA, Roscosmos, atau ESA, karena mereka telah menjalani pelatihan intensif dan melakukan penerbangan ke luar angkasa sebagai anggota kru. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan program-program penerbangan antariksa yang masih berjalan, termasuk program Artemis NASA yang bertujuan untuk kembali ke bulan pada tahun 2024 dan program SpaceX untuk mengirim manusia ke Mars.
Menjadi seorang astronot adalah sebuah profesi yang memerlukan keterampilan, pengetahuan, dan pelatihan yang sangat spesifik. Seorang astronot biasanya harus memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan atau teknik, serta pengalaman dalam penerbangan atau tugas-tugas terkait ruang angkasa. Selain itu, mereka juga harus melewati serangkaian tes fisik dan psikologis yang ketat serta pelatihan intensif selama bertahun-tahun.
Profesi sebagai seorang astronot memerlukan kemampuan yang sangat khusus dan ketahanan yang tinggi, baik secara fisik maupun mental, karena tugas-tugas yang mereka lakukan selama misi luar angkasa sangat berat dan berisiko tinggi. Meskipun menjadi seorang astronot adalah sebuah profesi yang sangat menantang, hal itu juga memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ilmiah dan eksplorasi di luar angkasa, yang bisa menjadi pengalaman yang sangat memuaskan dan berharga bagi seorang astronot.
Sebagai profesi yang sangat spesialis dan menuntut keterampilan yang tinggi, menjadi seorang astronot biasanya diikuti dengan gaji yang besar. Namun, gaji seorang astronot bervariasi tergantung pada banyak faktor, termasuk negara asal mereka, organisasi atau badan antariksa yang mereka bekerja, serta jenis dan durasi misi yang mereka lakukan.
Sebagai contoh, di Amerika Serikat, seorang astronot NASA yang baru saja direkrut dapat menerima gaji tahunan sekitar $66.000 hingga $146.000, tergantung pada pengalaman dan posisi mereka. Namun, gaji mereka dapat meningkat signifikan saat mereka melakukan misi luar angkasa, terutama jika mereka menjadi komandan misi atau pilot kapal. Sebagai gambaran, seorang komandan misi NASA bisa mendapatkan gaji tahunan sekitar $180.000 hingga $220.000.
Namun, penting untuk diingat bahwa gaji seorang astronot bukanlah satu-satunya faktor yang membuat profesi ini menarik. Banyak astronot yang melihat pekerjaan mereka sebagai sebuah panggilan atau pencapaian pribadi yang sangat penting, dan mereka bersemangat untuk melakukan penelitian ilmiah dan eksplorasi di luar angkasa, serta berkontribusi pada keberhasilan misi antariksa yang besar.
Untuk menjadi seorang astronot, Anda harus memenuhi persyaratan yang sangat spesifik dan menjalani pelatihan yang intensif selama bertahun-tahun. Berikut adalah langkah-langkah umum yang diperlukan untuk menjadi seorang astronot:
-
Memiliki pendidikan dan keterampilan yang diperlukan: Sebagian besar astronot memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan atau teknik, serta pengalaman dalam penerbangan atau tugas-tugas terkait ruang angkasa. Selain itu, Anda harus memiliki kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang baik, serta kemampuan fisik dan mental yang tinggi.
-
Memenuhi persyaratan kesehatan: Seorang astronot harus memiliki kesehatan yang sangat baik dan memenuhi persyaratan medis yang ketat untuk melakukan penerbangan luar angkasa yang berisiko tinggi.
-
Melamar ke badan antariksa: Anda harus melamar ke badan antariksa seperti NASA, Roscosmos, atau ESA saat mereka membuka pendaftaran. Biasanya, badan antariksa akan mencari orang yang memiliki keterampilan dan pengalaman yang spesifik yang dibutuhkan untuk program penerbangan antariksa mereka.
-
Lulus seleksi: Seleksi calon astronot sangat ketat dan terdiri dari serangkaian tes fisik dan psikologis yang ketat, serta wawancara dan penilaian kompetensi. Jika Anda berhasil lulus seleksi, Anda akan diundang untuk mengikuti pelatihan astronot yang intensif dan berkelanjutan selama bertahun-tahun.
-
Menjalani pelatihan: Pelatihan astronot mencakup pelatihan teori dan praktik dalam berbagai aspek penerbangan antariksa, seperti pelatihan penerbangan, pelatihan medis, pelatihan bahasa, dan pelatihan lainnya yang terkait dengan misi luar angkasa.
-
Melakukan misi luar angkasa: Setelah menyelesaikan pelatihan, Anda akan siap untuk melakukan misi luar angkasa sebagai anggota kru. Misi tersebut dapat berupa misi pendek ke Stasiun Luar Angkasa Internasional atau misi jangka panjang untuk eksplorasi ke bulan atau planet lainnya.
Proses untuk menjadi seorang astronot sangat ketat dan memerlukan komitmen yang tinggi, namun jika Anda memiliki semangat dan tekad untuk menjalani profesi yang menantang ini, itu bisa menjadi pengalaman yang sangat memuaskan dan berharga.
Sebagai anggota kru dalam misi antariksa, tugas utama seorang astronot adalah untuk bekerja sama dengan rekan-rekan timnya untuk menyelesaikan misi dan memastikan keselamatan semua anggota kru. Berikut adalah beberapa cara kerja yang umum dilakukan oleh astronot selama misi antariksa:
-
Menjalankan misi dan eksperimen: Astronot bertanggung jawab untuk menjalankan misi dan eksperimen yang dilakukan selama penerbangan luar angkasa. Hal ini meliputi mengoperasikan peralatan dan instrumen ilmiah, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengirim laporan ke bumi.
-
Mempertahankan dan memperbaiki peralatan: Astronot juga bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki peralatan di pesawat antariksa dan stasiun luar angkasa. Ini melibatkan mengganti suku cadang, memperbaiki kerusakan atau kegagalan sistem, dan menjaga agar semua peralatan berfungsi dengan baik.
-
Menjaga kesehatan fisik dan mental: Kesehatan fisik dan mental adalah faktor penting selama penerbangan luar angkasa, dan astronot harus menjaga kesehatan mereka dengan melakukan latihan fisik, mengatur diet, dan memeriksakan kesehatan mereka secara rutin. Mereka juga harus siap menghadapi stres dan situasi darurat yang mungkin terjadi selama penerbangan.
-
Berkomunikasi dengan tim di bumi: Astronot harus berkomunikasi secara teratur dengan tim di bumi untuk melaporkan kemajuan misi dan memberikan informasi tentang situasi di pesawat antariksa. Hal ini meliputi berbicara melalui radio dan menggunakan sistem komunikasi lainnya untuk mengirim dan menerima pesan.
-
Melakukan tugas-tugas lainnya: Selain tugas-tugas utama tersebut, astronot juga dapat diberi tugas lain, seperti membantu mengatur dan menjaga persediaan makanan dan bahan-bahan lainnya di stasiun luar angkasa, serta membantu dalam kegiatan rutin lainnya.
Kerja seorang astronot sangatlah kompleks dan menuntut keterampilan yang sangat tinggi dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknik, dan kesehatan. Tugas mereka selalu berkaitan dengan memastikan keselamatan dan keberhasilan misi antariksa yang dilakukan.
Menjadi seorang astronot bisa menjadi pekerjaan yang sangat berbahaya. Penerbangan luar angkasa memiliki risiko yang besar dan memerlukan persiapan yang sangat ketat untuk meminimalkan risiko tersebut. Risiko terbesar dalam penerbangan antariksa adalah kecelakaan selama peluncuran, masuk ulang, dan mendarat. Selain itu, ada juga risiko kesehatan yang signifikan seperti radiasi dan efek berat badan nol (zero gravity).
Radiasi antariksa yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada sel tubuh dan meningkatkan risiko kanker. Selain itu, efek berat badan nol juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kehilangan massa otot, kerapuhan tulang, dan gangguan keseimbangan. Astronot juga harus menghadapi risiko kegagalan peralatan dan kerusakan pada pesawat antariksa.
Namun, meskipun memiliki risiko besar, para astronot menjalani pelatihan dan persiapan yang sangat ketat dan diharapkan dapat mengatasi semua risiko tersebut dengan baik. Selain itu, setiap penerbangan luar angkasa juga dilengkapi dengan prosedur keselamatan yang sangat ketat untuk meminimalkan risiko dan memastikan keberhasilan misi.
Sayangnya ada beberapa insiden tragis dalam sejarah penerbangan antariksa yang menyebabkan korban jiwa. Berikut adalah beberapa contoh insiden tersebut:
-
Apollo 1 (1967): Tiga astronaut Amerika Serikat, Gus Grissom, Ed White, dan Roger Chaffee, tewas dalam kebakaran di dalam kapsul Apollo 1 selama latihan sebelum peluncuran.
-
Challenger (1986): Pesawat ulang-alik Amerika Serikat Challenger hancur selama peluncuran, menewaskan tujuh kru, termasuk Christa McAuliffe, seorang guru yang dijadwalkan untuk menjadi orang sipil pertama yang terbang ke luar angkasa.
-
Columbia (2003): Pesawat ulang-alik Amerika Serikat Columbia hancur saat kembali ke Bumi setelah misi 16 hari, menewaskan tujuh astronaut kru.
Setiap insiden tersebut telah menimbulkan duka mendalam dan menjadi pengingat bagi semua orang bahwa penerbangan antariksa adalah kegiatan yang sangat berisiko dan memerlukan persiapan dan pengawasan yang sangat ketat. Namun, keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap misi antariksa, dan setiap insiden telah memicu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan teknologi dan prosedur untuk memastikan keselamatan seluruh kru.
Tugas seorang astronaut bisa sangat lama, tergantung pada misi dan program penerbangan antariksa yang mereka ikuti. Sebagai contoh, misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bisa berlangsung hingga enam bulan atau bahkan lebih. Pada misi-misi tersebut, para astronaut akan tinggal di ISS dan melakukan berbagai macam tugas seperti riset, pemeliharaan dan perbaikan peralatan, serta menjaga kesehatan mereka sendiri.
Selain itu, misi ke Bulan dan planet lainnya dapat memakan waktu hingga beberapa tahun, tergantung pada jarak dan durasi misi. Selama misi tersebut, para astronaut akan tinggal di pesawat antariksa atau pangkalan di planet lain, melakukan eksplorasi, melakukan riset dan pengamatan, serta melakukan perbaikan dan pemeliharaan peralatan.
Meskipun tugas yang panjang dan menantang, para astronaut diberikan persiapan dan pelatihan yang sangat ketat untuk mengatasi tantangan tersebut. Mereka juga diberikan dukungan psikologis dan medis untuk membantu menjaga kesehatan mental dan fisik mereka selama tugas yang lama dan berat.
Di luar angkasa, para astronaut memerlukan sistem yang khusus untuk memenuhi kebutuhan makanan, minuman, dan buang air mereka. Sistem tersebut dirancang untuk memastikan bahwa para astronaut dapat tetap sehat dan dapat menjalankan tugas mereka dengan baik selama misi yang panjang di luar angkasa.
Untuk makanan, para astronaut biasanya mengonsumsi makanan kering yang dapat bertahan lama dan mudah disimpan di ruang pesawat. Makanan tersebut disiapkan dan dikemas dalam kemasan yang higienis dan mudah dibawa ke luar angkasa. Selain makanan kering, para astronaut juga menerima makanan yang lebih segar seperti buah-buahan dan sayuran yang telah diawetkan atau dibekukan.
Untuk minuman, para astronaut biasanya meminum air yang dihasilkan melalui sistem daur ulang air yang canggih. Sistem ini memungkinkan mereka untuk meminum kembali air yang telah mereka gunakan sebelumnya, setelah diolah dan disaring melalui berbagai tahap yang ketat untuk memastikan keamanan dan kebersihan air tersebut.
Untuk buang air, para astronaut biasanya menggunakan toilet yang dirancang khusus untuk lingkungan luar angkasa. Toilet tersebut dapat mengolah dan memproses kotoran dan urine menjadi bahan yang aman dan mudah dibuang. Selain itu, para astronaut juga harus menjaga kebersihan dan kesehatan mereka dengan cara yang lebih ketat di luar angkasa, termasuk rutin mencuci tangan dan menjaga sanitasi lingkungan di dalam pesawat atau stasiun angkasa.